Fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia tampaknya belum berpengaruh kepada para pelajar tingkat menengah. Walau para anak remaja tersebut sudah mengetahui akibat buruk rokok, masih sulit bagi mereka untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Perokok usia anak remaja atau perokok pemula dapat ditemui di tempat-tempat tongkrongan seperti di taman kota, warung-warung makanan dan minuman yang juga menyediakan rokok. Seperti yang diungkapkan salah seorang pelajar sekolah menengah di Jakarta, walaupun sudah mengetahui bahaya merokok, ia sulit melepaskannya karena sudah menjadi kebiasaan.
Menurut penelitian Global Youth Tobacco pada tahun 2007. Dari 70 juta anak Indonesia, 37 persen atau 25,9 juta anak merokok dan akan terus meningkat setiap tahunnya.Tak dapat dipungkiri bahwa 54 persen devisa negara datang dari 120 miliar batang rokok per tahun yang dihasilkan pabrikan lokal. Namun, apakah angka devisa tersebut dapat selalu dijadikan alasan dilema pemerintah dengan menutup mata atas kematian 427 ribu orang per tahunnya dan 1.172 orang per hari di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar