Jumat, 02 Maret 2012

Tips - Tips Menjadi Penulis


Setelah saya posting Kenikan BBM tahun 2012 dan puisi saya yang berjudul “Dalam Tangis” saya akan share tentang bagaimana sih kiat – kiat atau tips – tips jadi penulis. Apa anda juga anda berkeinginan menjadi seorang Penyair sejati

yang disukai beribu – ribu gadis karena rayuan anda? Disinilah postingan saya yang akan membuat anda bisa berfikir lebih kreatif lagi. Jujur dulu saya memang tidak suka menulis, tapi karena saya bergiat dibidang kesenian dan sedikit – sedikit diberi metode untuk menulis sekarang saya sangat senang sekali meulis, Ya, kita tak akan pernah bias menulis bila hanya tisak ada refrensi atau pun mood kita tidak ada. Ibaratnya kalau memori kita kosong yea apa yang mau kita keluarin kata – katanya… iya Gak ? kita nggak akan bias menulis, apalagi sampai taraf mahir. Lalubagaimanacaranya? Tentu saja kita harus latihan menulis agar mahir, kita harus berlatih sungguh-sungguh. Contoh yang lain, bisakah anda menjadi perenang andal tanpa pernah menyemplungkan diri hingga basah? Tentutidak, begitu pula dengan menulis. Untuk bisa menjadi penulis, syarat utama tentu Anda harus menulis!

Banyak orang berkata: “Saya ingin jadi penulis! Sumpah!” Tetapi mereka malas membaca, malas untuk mulai menulis. Sampai kapan pun mereka tak akan jadi penulis. Padahal menulis adalah  salahsatu bentuk komunikasi dan refleksi kecendekiawan seseorang yang dibutuhkan dalam perkembangan orang itu sendiri dan masyarakatnya. Menurut  James Peannebaker, menulis bias menjadi terapi diri atau bahasa awamnya: menghilangkan stress! Dan menurut Abdurahman Faiz, menulis bias membuat mumenolong orang lain!
Lantas adakah tips – tips praktis untuk menjadi penulis?  Tentusajaada!

  1. Suka membaca.
    Membaca dan menulis mempunya ikaitan yang erat sekali.Untuk bias menulis dibutuhkan wawasan yang memadai.Wawasan kita akan berkembang terutama bila kita banyak membaca. Muhammad  Iqbal pernah menganjurkan kepada pemuda-pemudi Pakistan, agar dalam seminggu minimal mereka membaca lima buku. Bukan hanya membaca buku yang merekaminatiatausesuaidenganbidang yang merekatekuni, tetapi juga membaca buku lain di luar minat dan bidang mereka. Ini belum termasuk Koran dan majalah lho! Tak ada ruginya pula menyempatkan waktu membaca karya parapengarang ternama serta mempelajari apa kelebihan dan kekurangan buku ciptaan mereka.
    O ya, membaca yang sayamaksud di sini juga berarti membaca apa saja, bukan terbatas pada buku. Bacalah, untuk sekitasan lingkungan masyarakat kita, dan banyak sekali di semesta ini akan sangat membantu anda menjadi penulis yang peka. 

  2. Mencintai bahasa
    Kita takakan bias lepas darib hasa sepanjang hari, selama hidup kita. Bukan itu saja, kerap kali kadar intelektual seseorang diukur pula dari cara ia menggunakan bahasa. Jadi mengapa kita tak mencoba untuk senantiasa mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik? Bahkan tahukah anda, ternyata menyenangkan juga membuka - buka KBBI (Kamus Besar Bahassa Indonesia). Di sana masih banyak kata yang  jarang digunakan, padahal cukup indah dan bias kita pakai untuk tulisan kita.

  3. Menulis catatan harian
    Mempunyai catatan harian dan menuliskan apa yang kita pikirkan, kita rasakan atau kita alami setiap hari di dalamnya menjadi latihan yang efektif bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Bukan itu saja, siapa tahu kelak anda menjadi orang terkenal dan catatan harian anda dibukukan seperti Anne Frank! Sekarang bahkan anda bias menulis catatan harian anda di blog, multiply, dan website pribadianda. Mengapa tak memulainya?
     
  4. Korespondensi
    Sama dengan catatan harian, korespondensi juga menjadi latihan yang baik dan efektif. Kita akan terbiasa bercerita atau menuliskan gagasan yang mungkin akan didukung atau dibantah oleh ‘sahabat pena’ kita. Mau……? Tidak mau hal tersebu tmembuat kita terpacu untuk lebih meningkatkan wawasan agar nyambung dengannya. Nah kalau merasa menulis surat via pos sekaran gsudah tidak masanya, kita tetap bias mengembangkan korespondensi ini melalui surat elektronik (e-mail). O ya, satuhal. Dulu saya selalu bertanya-tanya, mengapa Kartini begitu berarti bagi negeri ini, hingga hari kelahirannya diperingati setiap 21 April? Apa yang membuat dia lebih istimewa dari Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Rasuna Said atau Christina Martha Tia hahu? Apakah karena peran Kartini bagi pendidikan dan kebangkitan perempuan Indonesia? Saya kok ragu. Nama-nama yang saya sebut barusan juga tak kalah hebat. Lalu apa dong sebabnya? Baru kemudian sayatahu: salah satunya pasti karena Kartini menuliskan pikiran dan perjuangannya! Sedang pahlawan perempuan yang saya kagumi dan sebut namanya tadi, tidak. Meski hanya bermaksud korespondensi, akhirnya surat surat Kartini bias terbit dalam bentuk buku...
     
  5. Latihan deskripsi dan imajinasi
    Cobalah deskripsikan wajah teman  Anda secara detil melalui tulisan. Mudahkah? Latihlah terus kemahiran itu dengan mencoba “melukiskan” ruangan, alamterbuka, orang, benda-benda sekitar dan lain sebagainya. Lalu kembangkan imajinasi Anda. Saat di pagi hari anda melihat gadis yang kita sukai menatap anda dari balik jendela rumahnya, anda bisa mulai bertanya-tanya dan menerkanya kemungkinan. Sedang apa dia ? Apa  yang  dia inginkan dari anda? Bahagiakah hidupnya? Apa ia punya rahasia masa lalu yang tragis? Kalau anda tulis, pertanyaan-pertanyaan itu akan menjelma jalinan cerpen atau novel deh!
  6. Hobi meneliti dan berdiskusi
    Menulis bukan melulu persoalan ketrampilan berbahasa. Tulisan bias menjadi lebih berkualitas dengan penelitian. Penelitian sering membuat tulisan kita lebih ‘kaya,’ unik dan cerdas. Begitu pula dengan diskusi. Seringkali kita temukan hal-hal baru usai kita berdiskusi dengan seseorang. Kita pun bisaberlatih untuk mencoba menuliskan kembali apa saja yang kita diskusikan dengan teman kita, misalnya. Dan tiba-tiba, seperti habis membaca banyak buku, kita akan merasa semakin ‘kaya.’ 

  7. Publikasikan karya Anda!
    Banyak orang merasa malu dan ragu mempublikasikan karya mereka di media massa dengan alasan baru pemula atau takut karyanya dikritik sebagai karya yang tak bermutu. Akhirnya karya-karya tersebut hanya ditumpuk dalam laci atau disimpan dalam folder entah sampai kapan.Cobalah untuk lebih pede mengirimkannya, tapi tetap dengan mental yang siap bila karya itu tak dimuat. Kadang kita selalu merasa karya yang kita tulis itu buruk, amit-amitlah pokoknya. Tapi bias jadi pembaca justru merasa sebaliknya. Boleh juga kita minta beberapa teman dekat yang senang mengapresiasi untuk membaca karya tersebut sebelum kita kirimkan kalau memang belum terlalu pede untuk langsung mengirimkan setelah kita menuliskannya. Nah agar bisacepatmenerbitkanbuku, salahsatucaranyaadalahdenganmemintasemacam kata pengantar dari penulis atau pengamat sastra terkemuka, misalnya. Atau paling tidak meminta semacam endorsmen (komentar di belakangbuku). Penerbit  yang kita tuju pun menjadi lebih yakinpada kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar